a. Teori behaviorisme
Adalah teori belajar yang lebih menekankan pada tingkah laku manusia. Memandang individu sebagai makhluk reaktif yang memberi respon terhadap lingkungan. Pengalaman dan pemeliharaan akan membentuk perilaku mereka terhadap lingkungan.
prinsip-prinssip teori behaviorisme
1. Obyek psikologi adalah tingkah laku
2. Semua bentuk tingkah laku di kembalikan pada reflek
3. Mementingkan pembentukan kebiasaan
Ciri dari teori ini adalah mengutamakan unsur-unsur dan bagian kecil, bersifat mekanistis, menekankan peranan lingkungan, mementingkan pembentukan reaksi atau respon, menekankan pentingnya latihan, mementingkan mekanisme hasil belajar, mementingkan peranan kemampuan dan hasil belajar yang diperoleh adalah munculnya perilaku yang diinginkan. Dengan demikian dalam tingkah laku belajar terdapat jalinan yang erat antara reaksi-reaksi behavioural dengan stimulusnya. Guru yang menganut pandangan ini berpandapat bahwa tingkah laku siswa merupakan reaksi terhadap lingkungan dan tingkah laku adalah hasil belajar. (blogspot, 2008.)
Peranan teori behaviorisme terhadap pembelajaran pendidikan jasmani
Metode behaviorisme ini sangat cocok untuk pemerolehan kemampuan yang membutuhkan praktek, pembiasaan yang mengandung unsur kecepatan spontanitas kelenturan daya tahan dsb. Maka dari itu teori behaviorisme lebih cocok diterapkan pada pembelajaran pendidikan jasmani. Guru yang menggunakan paradigma behaviorisme, termasuk guru pendidikan jasmani akan menyusun bahan pelajaran yang sudah siap sehingga tujuan pembelajaran yang dikuasai siswa disampaikan secara utuh oleh guru. Guru tidak hanya memberi ceramah tetapi juga contoh-contoh. Bahan pelajaran disusun hierarki dari yang sederhana sampai yang kompleks. Maka dari itu hasil dari pembelajaran yang menggunakan teori behaviorisme dapat diukur dan diamati, kesalahan dapat diperbaiki. Hasil yang diharapkan adalah terbentuknya suatu perilaku yang diinginkan. Teori ini juga cocok diterapkan untuk melatih anak-anak yang masih membutuhkan peran orang tua. Kekurangan dari metode ini adalah pembelajaran siswa yang berpusat pada guru bersifat mekanistis dan hanya berorientasi pada hasil. Murid dipandang pasif, murid hanya mendengarkan, menghafal penjelasan guru sehingga guru sebagai sentral dan bersifat otoriter.
b. Teori kognitif
Menurut Piaget teori kognitif adalah teori yang lebih menekankan bahwa anak membangun sendiri pengetahuannya dari pengalamannya sendiri dengan lingkungan. Pengetahuan datang dari tindakan, perkembangan kognitif sebagian besar bergantung pada seberapa jauh anak aktif memanipulasi dan aktif berinteraksi dengan lingkungannya. (wordpress, 2008).
Dalam hal ini peran guru adalah sebagai fasilitator dan buku sebagai pemberi informasi. Bentuk teori kognitif dalam pendidikan menurut Piaget antara lain:
Implikasi teori memusatkan perhatian kepada cara berpikir atau proses mental anak, tidak sekedar kepada hasilnya. Pengalaman - pengalaman belajar yang sesuai dikembangkan dengan memperhatikan tahap fungsi kognitif.
Mengutamakan peran siswa dalam berinisiatif sendiri dan keterlibatan aktif dalam kegiatan belajar.
Memaklumi akan adanya perbedaan antar individu dalam hal-hal kemajuan perkembangan.
Mengutamakan peran siswa untuk saling berinteraksi.
Peranan teori kognitif dalam pembelajaran pendidikan jasmani
Dalam pembelajaran pendidikan jasmani pembelajaran dengan teori kognitif sangat dibutuhkan, karena dalam pembelajaran pendidikan jasmani peserta didik akan lebih sering berinteraksi. Pengetahuan datang dari sebuah tindakan atau hasil interaksi. Ada 3 ranah dalam pendidikan jasmani, yaitu: ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Ketiga-tiganya harus tercapai. Teori kognitif dimana teori ini lebih menekankan pada perkembangan intelektual atau pengetahuan anak, dalam olahraga sepak bola misalnya, anak akan bekerja sama atau interaksi. Semakin sering ia melakukan sepak bola, maka akan lebih cepat pula dalam menghadapi situasi apapun, karena ia memiliki kemampuan kognitif yang sangat bagus. Oleh sebab itu seorang peserta didik dituntut untuk mempunyai kemampuan intelektual jika ingin mencapai suatu prestasi yang optimal atau memperoleh kemenangan dalam proses pembelajaran jasmani. Oleh sebab itu pengetahuan atau kemampuan kognitif harus dilatih atau dibiasakan atau diterapkan pada peserta didik sejak dini, agar anak bisa memecahkan suatu masalah khususnya dalam pembelajaran pendidikan jasmani.
c. Teori konstruktivisme
Unsur terpenting dalam konstruktivisme adalah kebebasan dan keberagaman. Kebebasan yang dimaksud ialah kebebasan untuk melakukan pilihan-pilihan sesuai dengan apa yang mampu dan mau dilakukan oleh si belajar. Keberagaman yang dimaksud adalah si belajar menyadari bahwa individunya berbeda dengan orang atau kelompok lain, dan orang atau kelompok lain berbeda dengan individunya. ( blogspot, 2009).
Hal terpenting dalam teori konstruktivisme adalah bahwa dalam proses pembelajaran, si belajarlah yang harus mendapatkan penekanan. Merekalah yang harus aktif mengembangkan pengetahuan mereka, bukan pembelajar atau orang lain. Mereka yang harus bertanggung jawab terhadap hasil belajarnya. Belajar lebih diarahkan pada experimental learning yaitu merupakan adaptasi berdasarkan pengalaman konkrit di laboratorium, diskusi dengan teman sekelas, yang kemudian dikontemplasikan dan dijadikan ide dan pengembangan konsep baru. Bahwa disini pengetahuan adalah non-objective, bersifat temporer, selalu berubah, dan tidak menentu.
Peranan toeri konstuktivisme dalam pembelajaran pendidikan jasmani.
Pokok dari tori konstruktivisme adalah bahwa dalam pembelajaran adanya suatu perbedaan atau keberagaman, kemudian dipecahkan dalam suatu pengalaman yang konkrit sehingga munculah suati pengetahuan atau ide baru.
Teori konstruktivisme bisa saja diterapkan dalam pembelajaran jasmani, teori ini sangat perpengaruh terhadap perkembangan kognitif, hampir sama dengan teori kognitif namun dalam pembelajaran dengan metode konstruktivisme lebih menekankan pada pengalaman yang konkrit atau pembuktian sebuah pengetahuan atau ide baru. Jadi dengan adanya perbedaan, disitu dilakukan sebuah pembuktian untuk jadi pengetahuan baru, mungkin dengan adanya sebuah diskusi atau cara lain. Yang jelas metode ini akan menuntut peserta didik untuk berfikir dan kreatif dalam mengadakan pengetahuan baru.
Teori sibernetik
Teori ini mempunyai kesamaan dengan teori kognitif yang mementingkan proses. Proses memang penting dalam teori sibernetik , namun yang lebih penting lagi adalah sistem informasi yang diproses. Informasi inilah yang akan menentukan proses. proses pengolahan informasi dalam ingatan dimulai dari proses penyandian informasi (encoding), diikuti dengan penyimpanan informasi (storage), dan diakhiri dengan mengungkapkan kembali informasi – informasi yang telah disimpan dalam ingatan (retrieval). Baik ingatan jangka pendek maupun ingatan jangka panjang. (wordpress. com).
Proses belajar akan berjalan denga baik jika apa yang hendak dipelajari itu atau masalah yang hendak dipecahkan atau sistem informasi yang akan dipelajari diketahui ciri-cirinya. Satu hal lebih tepat apabila disajikan dalam bentuk terbuka akan memberi keleluasaan siswa untuk berimajinasi dan berpikir. (blogspot, 2008).
Peranan teori sibernetik dalam pembelajaran pendidikan jasmani.
Teori sibernetik disini lebih menekankan pada sistem informasi yang diproses. Dalam pembelajaran pendidikan jasmani mempunyai peranan yang penting bagi peserta didik untuk berimajinasi dan berfikir. Misalnya peserta didik diberikan materi mengenai tenik dribbling sepak bola, guru memberikan ciri-ciri tentang tehnik dribbling (penyandian informasi) sehingga anak akan melakukan sebuah penyimpanan informasi, kemudian anak akan berfikir dan berimajinasi bagaimana melakukan dribbling dengan baik dan benar (mengungkapkan kembali informasi). Jadi metode ini akan membawa anak untuk berfikir menganalisa sebuah informasi.
DAFTAR PUSTAKA